Satu petang,seorang anak kecil,
Bakul usang,sudah lapuk,
Cepat sudah mengendahkan tugasnya,
Tatkala titis-titisan garam badan mengalir di terik suria,
Riuh-rendah pelusuk gelanggang,
Sang kerdil mengganggu gugat kerjayanya…namun tenang di sisi
Kemas,rapi dan bersungguh-sungguh,
Demi sesuap nasi,
Dan impian…
Tanggungjawab..
Impian…tetap impian.
Siang,tidak kira penat…mengantuk…letih dan lapar,
Tetap keras disisi impian,
Demi untuk masa depan,
Sudah ditanam dan disiram,
Cuma sesekali tersilap langkah..
Mengambil jalan singkat…lalu tersungkur.
Kejujurannya jelas,
Namun tak siapa melihat,
Sesekali terpandang sinar kaca makhluk yang melihat dengan mata hati,
Betapa bagusnya jika dapat dipamer,
Namun…tidak sampai logik akalnya,
Tidak sekelumit yang melihat dengan hati,
Yang menghukum hanyalah mata kasar…
Anak kecil ini,
Juga insan biasa,
Berusaha keras membanting tulang,
Cuma sesekali merehatkan punggungnya,
Namun benaknya sentiasa bekerja,
Seluas matanya memandang…
Sekeras benaknya bekerja…sehingga…
Matanya berehat…
Kini,
Sudah berbatu-batu merantau,
Sudah bermacam-macam ragam,
Karenah,
Hidup,
Ketentuan,
Hingga tidak dapat diungkapkan,
Mengajar seribu satu pengalaman..
Manusia,selama mana tidak pernah tersilap,
Terkadang takdir dan ujian melanda,
Ditabahkan hatinya seraya memohon redha dariNya,
Agar dipermudahkan hatinya bersyukur…
Sekian lama,semakin berusia,
Semakin ujian berlipat ganda,
Terkadang muncul putus asa,
Akan begitu sakit dan getir…ditahan
Sehingga memaksa permata halus mengalir,
Ditabahkan jua dan tidak putus berdoa,
Agar Dia memberi kesabaran yang teguh…
Kekallah anak kecil,
Dewasankanlah dirimu,
Sesungguhnya masa banyak mengajarmu
Erti kehidupan dan kesabaran,
Agar kau sentiasa berjaga-jaga,
Dengan setiap ujian yang dianugerahkan padamu…
Sabarlah,
Tenanglah,
Ingatlah,
Jujurlah,
Maafkanlah,
Teruskanlah berjuang,
Dengan hatimu…berkat kesabaranmu itu,
Kebenaran yang selama ini dikau cari,
Pasti muncul…bersabarlah…
-Subhanallah-
No comments:
Post a Comment